JATIMTIMES - Dunia bisnis Indonesia berduka. Joseph Harjo Sutanto, salah satu pendiri Wings Group, wafat pada Selasa, 10 September 2025, di usia 102 tahun. Berdasarkan informasi resmi, almarhum disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Surabaya, Jawa Timur. Prosesi pemakaman dijadwalkan berlangsung pada 18 September 2025.
Kepergian Harjo Sutanto meninggalkan jejak besar dalam dunia usaha. Bersama sahabat sekaligus rekannya, Johanes Ferdinand Katuari, ia sukses membangun Wings Group menjadi salah satu perusahaan konglomerasi terkemuka di Indonesia dengan beragam produk kebutuhan rumah tangga, perawatan pribadi, hingga makanan dan minuman.
Baca Juga : Seda ing Kajenar: Misteri Wafatnya Panembahan Senapati
Pengumuman Duka dari Keluarga
Dalam pengumuman resmi keluarga yang disampaikan pada Jumat, 12 September 2025, mereka menyampaikan rasa kehilangan mendalam atas wafatnya Harjo Sutanto.
“Dengan penuh duka cita kami mengumumkan bahwa Bapak Joseph Harjo Sutanto telah berpulang pada usia 102 tahun. Beliau adalah sosok ayah, kakek, dan panutan yang penuh kasih, serta teladan dalam dedikasi dan kerja keras. Kami memohon doa dari kerabat, sahabat, dan seluruh masyarakat agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” demikian kutipan pengumuman keluarga dikutip dari CNBC.
Keluarga juga menyampaikan terima kasih atas dukungan, doa, dan perhatian yang diberikan selama masa berkabung ini.
Perjalanan panjang Wings Group berawal pada 1948, ketika Harjo Sutanto dan Johanes Ferdinand Katuari pindah dari Yogyakarta ke Surabaya. Keduanya mendirikan pabrik sabun sederhana bernama Fa dengan hanya enam karyawan.
Dari pabrik inilah lahir produk sabun batangan Wings Soap yang awalnya dipasarkan secara sederhana, yakni melalui penjualan dari pintu ke pintu menggunakan sepeda.
Kesuksesan Produk Deterjen Ekonomi
Tonggak penting terjadi pada 1971 ketika Wings Group meluncurkan sabun krim dan deterjen merek Ekonomi. Produk ini diterima luas oleh masyarakat dan mendorong perusahaan berkembang pesat.
Strategi pemasaran modern mulai diterapkan, di antaranya penambahan pusat distribusi, promosi melalui iklan, keikutsertaan dalam pameran, hingga penjualan langsung.
Pada 1974, Wings Group membuka kantor cabang di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dua tahun kemudian, berdirilah PT Sayap Mas Utama yang memproduksi pasta gigi.
Baca Juga : Hindari Kesewenangan, Ombudsman dan KI Minta Polda Jatim Buka Data Penangkapan Demo
Puncak ekspansi terjadi pada dekade 1980-an, ketika perusahaan membangun pabrik dan pusat distribusi baru di berbagai wilayah Indonesia. Sepuluh tahun setelah sukses dengan sabun Ekonomi, Wings Group memperkenalkan lini produk baru seperti Wings Biru dan Dangdut.
Pada 1989, Wings Group menjalin kerja sama strategis dengan Lion Corporation Jepang dan membentuk perusahaan patungan PT Lion Wings. Kolaborasi ini menghasilkan berbagai produk populer, seperti pasta gigi Ciptadent, Systema, dan Kodomo, serta sampo Emeron, Zinc, dan Serasoft.
Memasuki era 1990-an, perusahaan juga meluncurkan produk andalan lain seperti sabun Nuvo Family dan deterjen Daia yang semakin memperkuat posisi Wings Group di pasar nasional.
Lebih dari tujuh dekade berkiprah, Harjo Sutanto meninggalkan warisan besar dalam dunia bisnis Indonesia. Produk-produk Wings Group kini hadir di hampir setiap rumah tangga, dari kelas menengah hingga menengah ke bawah, dan menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Kepergian Harjo Sutanto menjadi kehilangan mendalam, namun dedikasi, visi, dan perjuangannya akan terus hidup melalui keberlangsungan Wings Group yang ia bangun dari nol hingga menjadi raksasa industri.
