JATIMTIMES - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus memperkuat perannya dalam mendukung ketahanan pangan melalui pengembangan desa mandiri. Salah satu wujud nyatanya adalah menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Desa Model Binaan Bhakti Nagari Tahun 2025, di UPT PT dan HMT Jember pada Rabu (29/10).
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Nur Ismanto, S.Pt, MM, dan dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari dinas terkait. Di antaranya, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, serta Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso.

Momen Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Nur Ismanto, S.Pt, MM, foto bersama siswa penerima paket gizi. (Foto: ist)
Baca Juga : Masih Ada Lokalisasi Ilegal, Jember Peringkat 3 Penyebaran HIV AIDS di Jatim
Selain itu, hadir pula para narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi, yakni Dhanny S. Sutopo, S.Sos., M.Si dari Pusat Studi Pembangunan Desa (PSPD) Universitas Brawijaya; Ir. Purwoto, S.Pt selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember, serta Tim UPT PT dan HMT Jember yang memimpin sesi praktikum pengolahan kotoran ternak.
Kegiatan bimtek ini juga diikuti oleh sejumlah kelompok tani dan ternak penerima manfaat. Seperti Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Jambekumbu Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang dan Kelompok Ternak Sejati Desa Suco Lor Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso.
Adapun program Desa Model Binaan Bhakti Nagari merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bertujuan mengembangkan desa tematik yang berdaya, dengan fokus pada penguatan ekonomi, peningkatan kualitas hidup, serta pemanfaatan potensi lokal. Program ini menekankan sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur turut mendukung penuh pelaksanaan program tersebut dengan menyalurkan bantuan sarana dan prasarana produktif di empat lokasi, yaitu:
• Kelompok Tani Sumber Tani Desa Dahor, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban
• Kelompok Tani Terus Saja Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro
• Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Jambekumbu, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang
• Kelompok Ternak Sejati Desa Suco Lor, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso
“Bimtek ini diselenggarakan agar para penerima manfaat memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan sebelum proses pengadaan dan distribusi bantuan dimulai. Dengan begitu, pelaksanaan bisa berjalan lebih optimal dan terukur,” ujar Nur Ismanto.
Materi pertama Bimtek disampaikan oleh Ir. Purwoto, S.Pt, yang menyoroti pentingnya pengolahan pupuk organik secara tepat agar limbah peternakan dapat diubah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi sekaligus ramah lingkungan.
“Pupuk organik memiliki peran penting dalam memperbaiki struktur dan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Jika tidak diolah dengan benar, limbah seperti kotoran ternak bisa menimbulkan masalah lingkungan seperti bau, patogen, atau biji gulma,” jelas Purwoto.
Ia menegaskan bahwa pupuk organik tidak hanya menjadi solusi pengelolaan limbah, tetapi juga kunci menuju pertanian berkelanjutan yang mendukung keseimbangan ekosistem.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Sugiarto, ST, MT dari PSPD Universitas Brawijaya menyampaikan materi tentang penguatan kelembagaan kewirausahaan berbasis kelompok lokal desa. Menurutnya, penguatan kelembagaan adalah langkah strategis untuk mewujudkan ketahanan pangan yang mandiri dan berkelanjutan.
“Permendesa PDTT Nomor 2 dan 3 Tahun 2024 menegaskan bahwa pemerintah desa wajib mengalokasikan minimal 20% Dana Desa untuk mendukung program ketahanan pangan. Ini bukan hanya soal produksi, tapi juga memperkuat ekonomi desa melalui BUMDes, koperasi, dan kelompok usaha masyarakat,” terang Sugiarto.
Ia menambahkan, penguatan kelembagaan juga mencakup pemetaan potensi sumber daya desa. Mulai dari sumber daya alam, manusia, kelembagaan, hingga aset desa. Melalui pemetaan yang tepat, desa dapat menentukan rencana bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokalnya.
“Kelembagaan ekonomi merupakan bagian dari strategi membangun kemandirian pangan, kesejahteraan masyarakat, dan ketahanan sosial di tingkat desa,” tambahnya.
Pelaksanaan Bimtek di UPT PT dan HMT Jember ini merupakan sesi kedua, setelah kegiatan serupa digelar di UPT PT dan HMT Tuban pada 23 Oktober 2025 untuk kelompok penerima manfaat dari Kabupaten Tuban dan Bojonegoro.
Baca Juga : Daftar Bansos yang Cair pada November 2025, Awas Jangan Sampai Terlewat
Melalui pelatihan ini, Dinas Peternakan Jatim berharap agar seluruh kelompok penerima bantuan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan produksi dan pengelolaan peternakan. Pendampingan pun akan terus dilakukan agar proses distribusi bantuan berjalan transparan, efisien, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Kami ingin kegiatan ini tidak berhenti di pelatihan, tapi benar-benar berdampak pada kemandirian ekonomi desa dan peningkatan produktivitas peternak di Jawa Timur,” jelas Nur Ismanto.

Foto bersama dengan siswa penerima paket gizi SD Negeri 5 dan PAUD Sekarwangi, Desa Sidomulyo, Kabupaten Jember. (Foto: ist)
Tak hanya fokus pada pembinaan peternak, Dinas Peternakan Jatim melalui UPT PT dan HMT Jember juga melaksanakan aksi sosial. Yakni dengan membagikan 307 paket gizi bagi anak-anak di SD Negeri 5 dan PAUD Sekarwangi, Desa Sidomulyo, Kabupaten Jember.

Pemberian paket gizi kepada siswa PAUD. (Foto: ist)
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan 80 tahun Provinsi Jawa Timur, sekaligus wujud kepedulian pemerintah terhadap tumbuh kembang generasi muda.
“Kami berharap bantuan ini bisa meningkatkan asupan gizi anak-anak di pedesaan. Kesehatan anak-anak adalah fondasi bagi masa depan Indonesia emas 2045,” ungkap Nur Ismanto.
Melalui kegiatan ini, Dinas Peternakan Jawa Timur menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat. Tidak hanya dengan program pelatihan dan bantuan produktif, tetapi juga dengan perhatian terhadap kesehatan dan gizi anak-anak di wilayah pedesaan.

Momen para siswa menunjukkan paket gizi yang diterima dari Dinas Peternakan Provinsi Jatim. (Foto: ist)
Program Desa Binaan Model Bhakti Nagari juga menjadi salah satu strategi kunci dalam mewujudkan visi Jawa Timur berdaya saing dan berkelanjutan, sejalan dengan target nasional menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami ingin memastikan bahwa pembangunan sektor peternakan dan ketahanan pangan berjalan seimbang dengan peningkatan kualitas SDM, khususnya anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa,” tutup Nur Ismanto.
