free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Ratusan PKL Desak Jadwal Kanjuruhan Street Race Diubah, Sebabkan Omzet Pedagang Anjlok

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Dede Nana

16 - Oct - 2025, 20:12

Placeholder
Perwakilan ratusan PKL saat menggelar audiensi dengan sejumlah pihak terkait ihwal penyelenggaraan Kanjuruhan Street Race yang dinilai merugikan keberadaan para pedagang yang berlangsung pada Kamis (16/10/2025).

JATIMTIMES - Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang mengaku berpotensi dirugikan atas rencana digelarnya ajang latihan balapan sepeda motor pada Sabtu (18/10/2025). Sejumlah pedagang menyebut, penyelenggaraan balapan bertajuk Kanjuruhan Street Race (KSR) tersebut telah terbukti mengakibatkan omzet para pedagang anjlok.

Aspirasi agar jadwal penyelenggaraan KSR diubah tersebut turut disampaikan perwakilan PKL Stadion Kanjuruhan pada agenda mediasi yang berlangsung pada Kamis (16/10/2025). "Sebenarnya warga di sini khususnya para pedagang itu cuma minta satu, seperti yang sudah dirapatkan sebelumnya pada satu tahun yang lalu. Selama ini (KSR) terlaksana dengan lancar pada hari Jumat, karena kesepakatan bersama," ujar Perwakilan Paguyuban PKL Stadion Kanjuruhan Didit Praponco saat ditemui usai audiensi berlangsung.

Baca Juga : Satpol PP Kota Malang Tertibkan PKL dan Pemusik Liar Mulai Alun-alun hingga Kayutangan Heritage

Sedangkan pada penyelenggaraan KSR dalam beberapa kesempatan, disampaikan Didit, ajang latihan balapan sepeda motor tersebut sempat dilaksanakan pada hari Sabtu. "Kejadian seperti ini sudah dua kali. Kalau besok jadi diselenggarakan hari Sabtu, berarti sudah kejadian ketiga kali dan dampaknya sangat besar sekali ke pedagang," keluhnya.

Guna mengembalikan kesepakatan awal, yakni KSR digelar hari Jumat, diakui Didit, para perwakilan PKL Stadion Kanjuruhan telah berkoordinasi dengan pihak terkait. Termasuk berkoordinasi dengan panitia penyelenggara, Polres Malang, hingga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang.

Hasilnya, sejumlah pihak tersebut secara umum berharap adanya pengertian dari para PKL di Stadion Kanjuruhan. Sehingga KSR bisa tetap diselenggarakan pada hari Sabtu.

"Terus yang mengerti kami, rakyat di sini, para pedagang ini siapa? Sedangkan itu kan latihan balapan bukan event nasional se-Indonesia atau se-Malang. Padahal kami maunya itu, kalau cuma latihan kan bisa diundur hari Senin atau dimajukan hari Jumat," ujarnya.

Upaya yang telah dilakukan agar jadwal KSR diubah namun sementara masih buntu tersebut, diakui Didit, tidak terlepas dari peran para PKL yang turut meramaikan Stadion Kanjuruhan. Bahkan, saat perekonomian di Stadion Kanjuruhan lesu pasca terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan sedikitnya 135 jiwa pada 1 Oktober 2022 lalu.

"Kami yang selama ini berdagang setia meramaikan Kanjuruhan. Bahkan mulai dari awal tragedi sampai akhirnya banyak karnaval yang digelar di Kanjuruhan, kami tetap setia. Walaupun jualan sepi-ramai, kami tetap meramaikan di sini," ujarnya.

Dijabarkan Didit, sedikitnya ada 150 PKL yang ada di area kawasan Stadion Kanjuruhan. Ratusan PKL itu lah yang disebut turut merugi akibat KSR digelar Sabtu. "Dampaknya kalau ada balapan, kami tidak bisa jualan biar pun di pindah ke timur, ke barat, dampaknya balapan ini tetap sangat besar," ujarnya.

Sebagaimana yang telah disampaikan, diutarakan Didit, dampak paling signifikan yang dirasakan oleh para PKL ialah penurunan omzet. Selain itu, para pengunjung disebut juga enggan belanja jika ada balapan. 

Baca Juga : Masih Dibuka! Pendaftaran KIP Kuliah PTS 2025 hingga 31 Oktober, Cek Syarat dan Besar Bantuan di Sini!

"Dampaknya, kami tidak bisa jualan, karena nanti dikuasai area balapan. Terus juga ada keluhan dari pengunjung terutama yang bawa anak kecil, keluarga. Mereka tidak nyaman, takut, karena ada balapan tadi," imbuhnya.

Didit menyebut, para PKL Stadion Kanjuruhan lumrah berjualan sejak Senin hingga Minggu. Namun, selain weekend, jualan mereka cenderung sepi. "Contohnya, ada yang jualan jersei Arema, itu kan pada hari biasa mulai dari Senin sampai Jumat itu omzetnya kalau dibandingkan hari Sabtu itu meningkat 20 kali lipat," ujarnya.

Sebagai gambaran, disampaikan Didit, jika hari non weekend, jualan jersei hanya laku sekitar 1-2 potong. Sedangkan kalau weekend itu bisa menutup kekurangan penjualan selama satu minggu yang lesu.

"Maka dari itu, kami minta tolong kebijakannya, kerendahan hatinya. Kalau bisa balapan ini diundur atau dimajukan, jangan hari Sabtu. Sebenarnya itu sudah komitmen bersama, tapi kenapa dari panitia balapan ini kok melanggar kesepakatan," keluhnya.

Pelanggaran kesepakatan untuk tidak digelar hari Sabtu tersebut, diakui Didit, sebelumnya juga pernah terjadi sebanyak dua kali. Yakni pada momen perayaan tahun baru hingga menjelang lebaran pada beberapa waktu lalu.

"Kami diminta untuk legowo, menerima supaya balapan tetap terlaksana. Sedangkan pedagang nanti ditata di tempat lain. Tapi meskipun ditata (pindah) ke tempat lain, ya tetap saja, jualan kami tidak ramai," pungkasnya.


Topik

Peristiwa pkl pkl stadion kanjuruhan balapan motor kanjuruhan street race



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Trenggalek Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Dede Nana